Langsung ke konten utama

Postingan

Mei, bulan kesebelas

Rahmat Tuhan datang di purnama ini, Ramadhan yang suci. Aku merasa bersalah pada Tuhan, sudah berturut-turut aku merusak ramadhan saat itu. Aku tidak pernah baik bahkan suci untuk melakukan semua itu. Yang jelas aku hanya ingin sedikit lebih jujur pada diri sendiri bahwa sebenarnya sudah saatnya untuk mendewasakan diri. Belajar lebih jujur untuk diri sendiri, tidak munafik untuk melakukannya. Sudah datang kali ini, Di bulan sabit awal yang baik Ada pengagumnya ternyata Aku mencintai pengagum sabit itu Memulai Ramadhan dengan suasana berbeda tentu saja itu pilu, dimulai dengan harus memulai hidup yang lebih bersih dan disiplin. Meskipun itu memang untuk kebaikan bersama. Tapi tetap saja kadang merasa malas untuk melakukannya. Ditambah lagi dengan kesibukan yang membuat so sibuk, merasa aku adalah makhluk paling sibuk di Bumi. Sibuk bekerja, sibuk menjadi sedikit baik, sibuk juga mengingatmu. Tentu saja. Berbeda tidak harus tentang sedih, kali ini aku hanya ingin sedikit menyamp...
Postingan terbaru

April, bulan kesepuluh

Pernah berjanji pada satu hati? Pada satu nama? Kepada orang yang telah mempercayai kita seutuhnya. Bukan hanya sekedar ucapan atau bahkan sebuah tekad sementara. Tapi menurutku, adalah sebuah tanggung jawab besar yang harus digenggam kemana pun pejanji itu bertepi. Aku pernah sekuat itu menyampaikan janji, janji yang kukira harus dipenuhi meskipun melapuk dengan waktu. Mengikrarkan sebuah ikatan yang dibangun atas nama kita. Apa yang terjadi ketika aku si pejanji tidak memenuhi janji nya, tapi masih ingin berusaha untuk mewujudkannya? Kemudian si pemakan janji sudah kenyang begitu saja, atau bahkan ingin memakan janji orang lain? Sebegitu jatuhnya seorang pejanji yang merasa tidak bertanggung jawab atas semua mimpi yang dia taruh kepadanya, sebuah mimpi yang pernah mengikat sepasang manusia. Pemimpi yang mempunyai tujuan yang sama, titik akhir yang serupa, dan harapan yang selaras. Kemudian menghilang. Kupikir itu semua salahku Ternyata semua manusia memang salah Ketika sudah...

Maret, bulan kesembilan

Demikian pula dengan rencana, aku tidak pernah menyangka Maretku akan sebahagia ini. Sangat diluar dugaan ketika aku berani untuk memulai kembali, rencana memang hebat. Tidak ada yang tahu akhirnya seperti apa, tapi kita benar-benar diharuskan untuk menerima. Bingung sepertinya jika harus digambarkan kebagiaan yang sedang terjadi saat ini, dimana disisi lain banyak korban yang berjatuhan di purnama ini. Dengan wabah yang tidak dipersilahkan datang, malah memaksa masuk untuk ikut campur dalam kebahagiaanku. Mengapa tidak dibunuh saja orang-orang seperti mereka yang bawa-bawa penyakit, kenapa harus diobati yang bahkan mereka saja tidak peduli pada kesehatan dan kebahagiaan kita. Tapi tidak dengan dia yang sudah diciptakan satu paket dengan Humanitarianisme nya, aku menghargai itu bahkan aku mulai peduli dan senang. Aku selalu ingin tahu apa saja kegiatan yang dia lakukan untuk melakukan kepedulian pada orang lain yang bahkan dia sendiri tidak mengenalnya, aku selalu ingin mende...

Februari, bulan kedelapan

Hidup adalah beberapa fase dimana kita bisa berjalan dan melangkah di sepanjang perjalanannya, hidup adalah sesuatu hal yang kita tidak bisa melakukanya menjadi bisa, melakukan hal yang tidak mungkin menjadi mungkin. Menikmati setiap suguhan yang dianugerahkan, menjadi sebuah tantangan dan kebanggaan. Ketika merasa penat dengan segala sesuatu yang menurutmu ribet, kau hanya perlu menghadapinya dan selesai, kau tidak perlu berpikir sebab itu malah bisa menambah keribetanmu. Saat kau masuk dalam kegelapan, kau hanya perlu melakukan apa yang bisa kamu lakukan, jangan memohon mohon penerangan pada orang yang dia sendiripun butuh penerangan, itu percuma dan buang-buang waktu. The dark is Art Dan bahkan menurutku, aku lebih suka gelap dan hitam. Dia tidak pernah munafik, dia selalu menerima warna lain dan tidak pernah ikut campur pada mereka. Dan gelap, gelap tidak pernah memintaku untuk membuatnya terang, dia hanya menginginkanku untuk tetap melihat kenyataannya kalau sebenarnya...

Januari, bulan ketujuh

Manusia adalah wujud yang Tuhan anugerahkan untukku, mempercayaiku untuk menjadi sosok pemimpin di Bumi. Beruntung aku tidak diciptakan Dia sebagai sosok babi atau anjing, bahkan sebagai rumput ilalang yang terkekang dengan tanah yang basah. Tegak berdiri sendiri berkaki dua berteguh pada satu keyakinan, adalah seharusnya bentuk rasa syukur karena aku hadir bukan sebagai hidangan di Bumi. Satu kenikmatan dan keindahan telah Dia suguhkan dengan menjadikan aku sebagai manusia, dan keindahan lainnya telah Dia taruh di belahan Bumi yang aku sendiri pun tidak tahu sekarang keberadaannya. Sudah dihadirkannya Dia sebagai tulang rusuk yang siap melidungi sel-selnya dari kerapuhan, sebagai telinga untuk mendengar, sebagai hati untuk mencintai. Sayang, hari ini aku belum siap untuk menjemputnya. Setidaknya aku masih ingin mencoba untuk sedikit lebih baik dari sebelumnya, mencoba untuk tidak melukai, dan mencoba untuk jujur pada diri sendiri. Selain dari kesalahan Manusia juga butuh kehi...

Desember, Bulan keenam

Mereka yang hilang setelah hari ini adalah mereka yang ingin melepas diri dari kehidupan kita, bukan ingin dikejar, namun benar-benar ingin singgah ke tempat yang menurut mereka rumahnya. Sadar diri saja bahwa kita hanyalah sebagai tumpuan semata, tangga untuk menuju rumah mereka, namun disaat itu juga mereka tidak pernah menyadari. Bahwa mereka juga adalah tangga, tangga untuk menggapai kesuksesan yang sesungguhnya. Tidak usah mengeluh akan hal itu, wajar untuk sementara waktu, hingga saatnya tiba adalah sebuah pembuktian yang semestinya kita tunjukan. Langit tidak selamanya mendung, angin tidak selalu mengganggu, api tidak selamanya menyakitkan, nasi tidak semua putih, kopi tidak selalu hitam, bahkan pahit. Ingat, Tuhan adalah Tuhan. Kau merasa tidak akan pernah sembuh, bukankah itu sebuah penghinaan pada-Nya? Manusia memang selalu salah dimata manusia lainnya, sosok superhero kala waktu masih menyatukan, seperti seorang pembunuh saat jam dinding sudah diujung perpisahan. Aku tidak...

November, Bulan kelima

Andai kata Tuhan kasih Malaikat seguntai nafsu, segenggam rasa, segumpal darah, maka pasti lah ia akan mencintaimu pula. Memperjuangkan hak rasanya, mengemis dengan tanpa malu, tanpa logika. Sayangnya tidak, tak beruntung dia belum pernah mencintaimu, tapi beruntung juga dia tidak pernah merasakan pilu yang dalam. Ini jalan yang sudah Tuhan gariskan, tidak pantas sepertinya aku terus memprotes jalan yang menurut-Nya baik. Sudah bersudi tahu diri juga aku ini, tidak lagi hidup pada orang yang memang tak berhak lagi aku miliki. Yang kala itu, sedikit coretan di kertas kecil pengantar sebelum lelap datang, aku tumpahkan tinta diatasnya, menjadi seorang pengagum yang tak mau tulisannya dilihat orang lain. Iya, seorang "pengagum rahasianya" berharap suatu hari tulisannya itu dibaca dibawah atap rumahnya sendiri. Cukup berdua saja, kita yang baca, kita yang bahagia, dan kita yang tertawa dengan gurauan. Tapi maksud hati memeluk gunung, apa daya tangan tak sampai. Hanya sebentang ...