Langsung ke konten utama

Maret, bulan kesembilan


Demikian pula dengan rencana, aku tidak pernah menyangka Maretku akan sebahagia ini. Sangat diluar dugaan ketika aku berani untuk memulai kembali, rencana memang hebat. Tidak ada yang tahu akhirnya seperti apa, tapi kita benar-benar diharuskan untuk menerima.

Bingung sepertinya jika harus digambarkan kebagiaan yang sedang terjadi saat ini, dimana disisi lain banyak korban yang berjatuhan di purnama ini. Dengan wabah yang tidak dipersilahkan datang, malah memaksa masuk untuk ikut campur dalam kebahagiaanku. Mengapa tidak dibunuh saja orang-orang seperti mereka yang bawa-bawa penyakit, kenapa harus diobati yang bahkan mereka saja tidak peduli pada kesehatan dan kebahagiaan kita. Tapi tidak dengan dia yang sudah diciptakan satu paket dengan Humanitarianisme nya, aku menghargai itu bahkan aku mulai peduli dan senang.

Aku selalu ingin tahu apa saja kegiatan yang dia lakukan untuk melakukan kepedulian pada orang lain yang bahkan dia sendiri tidak mengenalnya, aku selalu ingin mendengar keluh kesahnya ketika dia butuh tempat untuk bicara, dan aku selalu ingin membalas ceritanya dengan cerita yang aku punya hari itu. Sungguh malam-malamku tidak sepi saat itu, seperti suara jangkrik malam yang sering kudengar sekarang sudah lenyap diinjaknya dengan suara bagus kepunyaannya, ciptaan Tuhan, produk ayahnya.

Tidak ada sunyi lagi malam ini
Bahkan di malam jum'at
Aku tidak takut kuntilanak
Aku sudah menjadi pemberani

Kita sudah seperti sepasang jenderal yang siap membuat strategi bagus untuk menyerang, dengan pemikiran-pemikiran yang hebat, membangun strategi menghadapi kesibukan dan masalah yang sudah siap menghadang di balik benteng pertahanan. Aku sudah menyiapkan geranat yang ampuh untuk menghancurkan itu, tidak ada lagi rasa takut yang aku rasa memang tidak ada yang ditakutkan selama kita merasa baik-baik saja dan tidak berlebihan. Dan untungnya aku seperti melihat cerminanku sendiri, tidak ada pertentangan kali ini yang membuat kita harus berdebat, tidak tahu kalau nanti. Yang jelas, kita sebentar lagi akan masuk kedalam kita.

Kesibukan adalah benang merah untuk berada di tengah-tengah jarak untuk kita saling dewasa, yang aku pikir memang tidak ada lagi yang harus diperdebatkan, setelah sedikit lama aku mengenal. Aku rasa tidak ada salahnya untuk mencoba memulai, meskipun semuanya hanya awal saja, tidak benar-benar memulai. Dan aku senang.

Tidak ada akhir cerita saat ini
Aku sedang sibuk
Lagipula, aku tidak ingin menceritakan semuanya
Aku ingin menikmatinya saja sendiri

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Mei, bulan kesebelas

Rahmat Tuhan datang di purnama ini, Ramadhan yang suci. Aku merasa bersalah pada Tuhan, sudah berturut-turut aku merusak ramadhan saat itu. Aku tidak pernah baik bahkan suci untuk melakukan semua itu. Yang jelas aku hanya ingin sedikit lebih jujur pada diri sendiri bahwa sebenarnya sudah saatnya untuk mendewasakan diri. Belajar lebih jujur untuk diri sendiri, tidak munafik untuk melakukannya. Sudah datang kali ini, Di bulan sabit awal yang baik Ada pengagumnya ternyata Aku mencintai pengagum sabit itu Memulai Ramadhan dengan suasana berbeda tentu saja itu pilu, dimulai dengan harus memulai hidup yang lebih bersih dan disiplin. Meskipun itu memang untuk kebaikan bersama. Tapi tetap saja kadang merasa malas untuk melakukannya. Ditambah lagi dengan kesibukan yang membuat so sibuk, merasa aku adalah makhluk paling sibuk di Bumi. Sibuk bekerja, sibuk menjadi sedikit baik, sibuk juga mengingatmu. Tentu saja. Berbeda tidak harus tentang sedih, kali ini aku hanya ingin sedikit menyamp...

April, bulan kesepuluh

Pernah berjanji pada satu hati? Pada satu nama? Kepada orang yang telah mempercayai kita seutuhnya. Bukan hanya sekedar ucapan atau bahkan sebuah tekad sementara. Tapi menurutku, adalah sebuah tanggung jawab besar yang harus digenggam kemana pun pejanji itu bertepi. Aku pernah sekuat itu menyampaikan janji, janji yang kukira harus dipenuhi meskipun melapuk dengan waktu. Mengikrarkan sebuah ikatan yang dibangun atas nama kita. Apa yang terjadi ketika aku si pejanji tidak memenuhi janji nya, tapi masih ingin berusaha untuk mewujudkannya? Kemudian si pemakan janji sudah kenyang begitu saja, atau bahkan ingin memakan janji orang lain? Sebegitu jatuhnya seorang pejanji yang merasa tidak bertanggung jawab atas semua mimpi yang dia taruh kepadanya, sebuah mimpi yang pernah mengikat sepasang manusia. Pemimpi yang mempunyai tujuan yang sama, titik akhir yang serupa, dan harapan yang selaras. Kemudian menghilang. Kupikir itu semua salahku Ternyata semua manusia memang salah Ketika sudah...