Mereka yang hilang setelah hari ini adalah mereka yang ingin melepas diri dari kehidupan kita, bukan ingin dikejar, namun benar-benar ingin singgah ke tempat yang menurut mereka rumahnya. Sadar diri saja bahwa kita hanyalah sebagai tumpuan semata, tangga untuk menuju rumah mereka, namun disaat itu juga mereka tidak pernah menyadari. Bahwa mereka juga adalah tangga, tangga untuk menggapai kesuksesan yang sesungguhnya. Tidak usah mengeluh akan hal itu, wajar untuk sementara waktu, hingga saatnya tiba adalah sebuah pembuktian yang semestinya kita tunjukan. Langit tidak selamanya mendung, angin tidak selalu mengganggu, api tidak selamanya menyakitkan, nasi tidak semua putih, kopi tidak selalu hitam, bahkan pahit. Ingat, Tuhan adalah Tuhan. Kau merasa tidak akan pernah sembuh, bukankah itu sebuah penghinaan pada-Nya?
Manusia memang selalu salah dimata manusia lainnya, sosok superhero kala waktu masih menyatukan, seperti seorang pembunuh saat jam dinding sudah diujung perpisahan. Aku tidak pernah menyalahkan mereka ataupun dia ketika membenci, bahkan dalam diriku sendiri pun merasa bahwa mereka lah yang salah. Tapi beruntungnya Tuhan menempatkan aku di tata surya yang tepat, berada di titik jarak urutan ke tiga dari matahari setelah Venus, lebih detailnya aku bersyukur ditempatkan dengan anggota manusia lainnya. Sehingga aku bisa bertemu manusia pencipta alat-alat mengagumkan, kasur yang nyaman salah satunya, membuatku bisa berbaring indah dengan kepala menengadah. Sangat mengagumkan, pikiranku bisa berjalan dengan baik, sel-sel tulang yang sudah dirapuhkannya telah kembali menjadi satu sel yang bisa diajak bekerja sama lagi.
Manusia memang selalu salah dimata manusia lainnya, sosok superhero kala waktu masih menyatukan, seperti seorang pembunuh saat jam dinding sudah diujung perpisahan. Aku tidak pernah menyalahkan mereka ataupun dia ketika membenci, bahkan dalam diriku sendiri pun merasa bahwa mereka lah yang salah. Tapi beruntungnya Tuhan menempatkan aku di tata surya yang tepat, berada di titik jarak urutan ke tiga dari matahari setelah Venus, lebih detailnya aku bersyukur ditempatkan dengan anggota manusia lainnya. Sehingga aku bisa bertemu manusia pencipta alat-alat mengagumkan, kasur yang nyaman salah satunya, membuatku bisa berbaring indah dengan kepala menengadah. Sangat mengagumkan, pikiranku bisa berjalan dengan baik, sel-sel tulang yang sudah dirapuhkannya telah kembali menjadi satu sel yang bisa diajak bekerja sama lagi.
Kemarin adalah kemarin, hari ini adalah hari ini, dan esok adalah esok. Layaknya rotasi yang melaju tanpa jeda, dimensi terus bergulir mengikis tanggal demi tanggal. Aku tidak pernah tahu di masa depan akan menjadi seperti apa, namun dengan di masa kemarin yang sudah berlalu, sampai lah pada kepribadianku yang sekarang ini. Cakrawala masih membentang luas, pijakanku sudah menetas, mimpi ini semakin menggebu. Semangat muda sebab nanti akan menjadi orang tua, naiklah, berjalan, berlarilah, bukit masih ingin dipijak, lautan masih ingin berlayar, jalan sangat luas di depan. Menyesali yang berlalu itu tidak perlu, memikirkan yang akan datang itu masih panjang, yang harus dilakukan sekarang adalah hanya perlu mencintai keadaan kita yang sekarang, suasana yang sekarang, lingkungan yang sekarang, dan orang-orang yang masih bersedia ada sampai sekarang untukku.
Kadang banyak orang yang mengatakan bahwa, Desember adalah purnama tenggelam yang menenggelamkan seluruh rasa. Tentang sebuah pertumbuhan yang dimulai dengan suka, kemudian mengikat dengan sebuah ikatan janji, lalu memupuk menjadi kokoh dengan berjuang, berbuah dengan saling percaya. Setelah menua, buah yang semakin membusuk, dengan seenaknya kau tebang, dan mati. Lain halnya dengan arah yang tak sejalan, Desember adalah jalan keluar.
Dan disaat Tuhan ingin menjelaskan apa itu arti keindahaan,
Ia menciptakanmu
Ia menciptakanmu
Mungkin hal ini masih terlalu tabu, rasaku sudah terlanjur abu-abu. Rasanya aneh, tapi sayangnya kenyataan. Aku seperti tidak memiliki rasa untuk memulai, bahkan menciptakan kembali. Terlalu samar, bahkan tidak jelas. Sampai kadang terpikir sejenak bahwa, "Apa itu rasa?" .
Bila jingga adalah warna
Mengapa abu-abu adalah aku?
Mengapa abu-abu adalah aku?
Komentar
Posting Komentar