Hujan sudah datang di awal purnama ini, bukan di penghujung Desember ternyata. Baguslah, aku tidak perlu repot-repot lagi untuk menghapus jejaknya sendirian. Dalam kehidupan sudah menjadi hukum alam, ada orang yang berjalan diatas tanah, ada juga orang yang merangkak dalam tanah. Menyadari hidup tidak selamanya dengan apa yang dikehendaki, dengan apa yang ditakuti, tapi dengan apa yang dijalani. Tuhan sudah mengatur siasatnya, siasat yang baik, untuk jalan yang lebih baik. Ada orang yang bisa menerima, ada juga orang yang sulit untuk menerima. Menerima untuk ditinggalkan, menerima untuk meninggalkan. Menerima dengan kedatangan, menerima dengan lapang. Waktu terus berjalan dalam dimensinya, berjalan sesuai tugasnya, Bumi yang perlahan dilahapnya begitu pengaruh pada kita sebagai penghuninya. Tidak ada kata melawan pada waktu, tapi mempersiapkan itu yang harus kita tahu. Sayang, usiaku sudah tidak bisa dikatakan lagi anak remaja. Mempersiapkan hari tua, dan untuk anak-anak kit...
Selepas kau pergi, adakah ruang untukku melupakan? Adakah jarak untuk rasa melangkah? Adakah jeda untuk nada berkisah? Melaju dalam dimensi baru Hilang dan melangkah maju Mengikhlas untuk melepas Mengikis dalam memapas Ini kisah tak diinginkan semesta Tak ingin juga penulis untuk bercerita Hanya sebatas pengagum rahasia Namun waktu memilih jalan yang berbeda.